Pagi hari kami bangun secara perlahan. Sinar matahari khas pagi hari menyusup sedikit demi sedikit dibalik tebalnya sleeping bag kami. Aku ternganga dengan pemandangan disekitarku saat itu. Pegunungan yang terlihat samar semalam sekarang menyapa dengan gagahnya didepan mataku. Panorama desa sembalun indahnya memang luar biasa. Bukit-bukit menjulang tinggi mengitarinya. Sapaan warga setempat yang terkenal ramah pun tak kalah hangat menyambut kami. Seolah-olah ini merupakan sambutan bagi kami “SELAMAT DATANG DI RINJANI”. Sekali lagi saya semakin dibuatnya bergairah. Sakit yang ku derita kemarin seolah lenyap seketika. Petualangan pun dimulai.
Setinggi-tingginya puncak saya selalu berharap lebih tinggi semangat ini. Mendaki bukan ajang untuk menantang alam dan menguji kekuatan diri sendiri. Mendakilah agar kalian tahu alam ini bisa jadi sahabat sejati. Mendakilah untuk mengetahui bahwa kekuatan yang paling kuat ternyata berasal dari semangat, mimpi dan sikap rendah hati. Bijaklah ketika mendaki, hargai alam dan tetap peduli kepada sesama pendaki, bukan hanya kepada rekan sendiri.
Alam merupakan guru yang luar biasa. Pelajaran dari hal terkecil sampai yang paling besar saya dapatkan tak sengaja disini. Langkah demi langkah penuh arti terangkai jelas disini. Untuk itu saya ingin berterima kasih dengan alam atas pelajarannya yang tidak dapat saya cari di bangku sekolah dan kuliah sekalipun. Maka dari itu, vandalisme yang masih ada sampai saat ini saya harap dapat berkurang. Tidak ada faedah sama sekali untuk mencoret – coret batu. Hargailah alam yang telah memberikan kita kehidupan.
Jadi inget kata temen baru di Papandayan kemaren, bu Guru yang kebetulan juga menggilai dunia pendakian. “Mas Aris, Gunung apa yang paling berkesan?” Tanyanya. Dengan penuh semangat sangat saya menjawab “Pendakian Gunung Slamet 1,5 tahun yang lalu yang gagal ditengah jalan”, bukan karena di Gunung ini pemandangannya indah, tapi di Gunung ini saya benar-benar belajar yang namanya ‘kebersamaan, kesombongan, dan tanggung jawab’. Pelajaran yang paling membekas bagi saya ketika mendaki gunung selama ini.