Jerman pernah sempat menjadi salah satu negara yang mengakibatkan petaka untuk Real Madrid. Namun, pemilik nama lain Los Blancos juga pernah merasa merana saat mengunjungi Balkan. Ini adalah merupakan cerita soal keterpurukan Madrid saat melakukan kunjungan ke Yugoslavia, negara yan sudah dihapus dari peta dunia.
Pada periode 1956 sampai Yugoslavia harus pecah dikarenakan konflik, raksasa Spanyol ini harus mengalami keterpurukan dengan harus kalah dari enam laga yang mereka lakukan disana. Mereka hanya berhasil mencetak 6 gol dan mengalami kebobolan sebanyak 18 kali.
Walaupun duel kandang tersebut tidak berarti karena Real Madrid kemudian harus memutar keadaan dalam duel kedua mereka yang diadakan di Estadio Santiago Bernabeu Stadium, kenangan yang ada dalam di Beograid, Split dan Rijeka masih mengantui mereka yang sebelumnya pernah menjuarai ajang Eropa sebanyak tiga kali.
Bagaimana tidak, beberapa kekalahan yang mereka alami diperiode kejayaan saat Real Madrid masih diperkuat oleh pemain legenda seperti Alfredo Di Stefano dan Fransico Gento dan Ferenc Puskas.
Pengalaman yang sangat pahit jatuh pada tanggal 29 Januari 1956. Partizan Belgrade berhasil menaklukan Real Madrid diputaran kedua babsk perempatan babak final di Beograd dengan skor akhir 3-0. Namun sebelumnya Madrid telah berhasil berjaya diputaran pertaam saat menjalankan aksi kandang mereka dengan skor akhir 4 – 0.
Real Madrid pun terus mengalami perkembangan yang pesat dan terus maju serta berjasil menjuarai edisi pertama trofi juara penhargaan ajang Liga Champions. Seiring berjalan waktu dan memasuki abag ke-21, Real Madrid kembali sukses menghindari kekalahan diajan lainnya yaitu laga uji coba kontra FK Sarajevo, dimana laga tersebut berakhir dengan skor 2 -2.
Real Madrid bahkan tetap merasakan kesulitan saat Yugoslavia harus pecah. Melakukan kunjungan kemarkas Partizan pada laga group ajang Champions League 2003 – 2004, mereka harus mengakhir laga dengan tanpa adanya gol.
Padahal saat itu, Real Madrid sudah memiliki Luis Figo, Zinedine Zidane, Raul Gonzalez, Roberto Carlos dan David Beckham sampai Cristiano Ronaldo. Pemain tersebut dipercaya mampu menjadi pondasi yang kuat untuK Madrid tetapi mereka tetap saja merasakan kesulitan.